Fungsi dan Peran Keragaman Budaya Dalam Pembangunan Nasional.

A.  Fungsi dan Peran Keragaman Budaya Dalam Pembangunan Nasional.
1. Sebagai daya tarik bangsa asing
Indonesia adalah salah satu tujuan wisata dari berbagai negara. Salah satu daya tarik wisatawan mancanegara, adalah: kekayaan budaya bangsa Indonesia. Contoh: kebudayaan yang masih berkembang di Bali, merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke sana. Banyaknya wisatawan yang berkunjung, membantu kegiatan perekonomian masyarakat Bali. Berbagai barang dan jasa, diperjualkan di Pulau Dewata tersebut. Ratusan hotel, rumah makan, biro perjalanan, produksi cindera mata, seni kerajinan, dan sebagainya, tumbuh subur di Bali.

2. Mengembangkan kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional, adalah puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah, akan memperkaya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional merupakan suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga.
Budaya nasional adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut, sejak zaman dahulu hingga kini, sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa tersebut, dan memberi identitas warga serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat. Pakaian batik merupakan salah satu contoh budaya nasional. Semula, batik adalah hasil budaya lokal. Kemudian, beberapa daerah di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan demikian, budaya lokal menjadi budaya nasional.

Wawasan
Batik Indonesia sebagai keseluruhan etnik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 7 unsur budaya yang dianggap sebagai cultural universal, yaitu:

Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan).
Bahasa (lisan dan tertulis).
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
Sistem pengetahuan.
Religi (sistem kepercayaan).

Renungkan

Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia. Sebagai generasi penerus, sepantasnya bangsa Indonesia bangga dengan mahakarya bangsa Indonesia tersebut. Pakaian batik, bukan sekedar pakaian yang bermanfaat untuk melindungi tubuh dan memperindah penampilan saja, tetapi juga mengandung makna nilai-nilai moral bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus bangga dan selalu mengembangkan serta menggunakan pakaian batik.


3. Tertanamnya sikap toleransi
Kekayaan budaya bangsa Indonesia, memberikan pendidikan positif dalam menanamkan sikap toleransi masyarakat Indonesia. Setiap budaya, ingin dikembangkan. Karena itu, muncul sikap kebersamaan untuk saling memberi kesempatan kebudayaan lain untuk berkembang. Kebudayaan Indonesia, bukan milik satu suku bangsa tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.

4. Saling melengkapi hasil budaya
Kebudayaan sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia, tidak pernah sempurna. Keanekaragaman budaya di Indonesia, justru memberikan kesempatan untuk saling mengisi antar-kebudayaan. Contoh: seni membatik pada masa lalu, lebih banyak dikembangkan oelh masyarakat suku Jawa, khususnya Jawa Tengah, dengan corak atau motif batik Jawa. Pada saat ini, masyarakat diberbagai daerah memiliki motif batik yang diambil dari motif karya seni di daerah tersebut.

6. Mendorong inovasi kebudayaan
Inovasi kebudayaan merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik. Contoh: kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek moyang. Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda, perbedaan ini tentu didasari oleh berbagai penyebab. Dengan terjadinya komunikasi kebudayaan cara bertani, maka akan memperbaiki kebudayaan yang telah berkembang. Bentuk-bentuk inovasi kebudayaan dapat terjadi karena akulturasi dan asimilasi. Contoh: menara masjid Kudus dan Bale Kulkul Ayun Bali, merupakan akulturasi Hindu, Buddha, dan Islam. Hal tersebut membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia, sangat kreatif dan sangat terbuka. Interaksi budaya tersebut, menunjukkan sikap toleransi masyarakat pada masa lalu.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »