MOHA DALAM
SAD RIPU
1.1.
Sad Ripu
Sad ripu, adalah enam golongan atau sifati dari diri
yang menjadi musuh utama dan selalu menjadi bagian kehidupan sampai itu menuju
kematian itu sendiri..Hal ini sangat sekali berhubungan dengan bagaimana Maya
dari IA Sang Penguasa tiga Alam, sattwika rajasika tamasika, menjadi sesuatu
yang tidak bisa dilepaskan, kecuali menyadari Nya dan memilah mana yang akan
menuju jalan kebijaksanaan dan kebahagiaan yang sejati.
Mengenali diri dan mengenal Sang Pencipta adalah
jalan yang sungguh pun semakin menyadari bahwa musuh-musuh utama itu adalah
sangat mengikat dan menjadi halangan dan rintangan untuk menapaki tahapan
tangga untuk ke tujuan.Atma widya serta Brahma widya akan semakin
mempurifikasi ahamkara menuju buddhi yang jnana dan menyatukan atman serta
brahman..
Ketika atman sebagai ananda maya kosa yang suci atau
antakarana sarira badan bahagia, maka terlingkupi IA sebagai suksma sarira
badan halus yang terdiri dari Vijnana Maya Kosa badan kecerdasan (citta
buddhi), Mano maya kosa badan mental sebagai buddhi manas ahamkar, Prana maya
kosa badan etheris yang berhubungan dengan dunia luar tri guna serta ahamkara
ego yg terjebak tri guna, yang terakhir adalah badan kasar stula sarira
annamayakosa..
Sebagai bagian itu maka skemanya sbagai berikut-
Panca Maya Kosa dan selubung Atman
(Brahman)Atman(Aikyam)–> Antakarana Sarira /
Ananda maya kosa..
*Suksma Sarira*
Citta (Buddhi yg cerah), Intuisi,–> Vijnana Maya
Kosa (badan intelek cerdas, memahami Wiweka secara benar baik.
Buddhi (awal) terpengaruhi tri guna + Ahamkara yg
Sattwika-> Manomaya Kosa, Badan Mental,Akal pikiran mulai mengenal
keterikatan diri atas Maya dunia…
Ahamkara Ego (rajasik tamasik->pengaruh acetana
(ketidaksadaran) –> Prana Maya Kosa, Badan etheris bruhubungan langsung
dengan kegiatan kekuatan hidup,..berhubungan dengan indera pada dunia
*Stula Sarira –>Annamaya Kosa ..terdiri dari
Panca Buddhindriya Panca Karmendrya 5 indera pengenal dunia, serta indera
melakukan kerja karma di dunia..
Dan ketika pemahaman itu sudah menjadi lebih
dimengerti, maka kesadaran akan musuh diri yang terliputi Maya dunia dan
menjadi energi yang menjauhkan diri yg “Sadar”.maka Sad ripu adalah bagaimana
manusia kalah oleh pengendalian Diri akan keterikatan duniawi..Hanya
pengetahuan SuciNYA yang membebaskan dari keterikatan itu untuk menuju pada
AnAnda Maya Kosa badan yang berbahagia..
Sad Ripu adalah enam yang perlu disadari dan
dikontrol sehingga mampu menjadi energi yang lebih baik.. Kama, Mada, Moha,
Lobha, Matsarya, Krodha adalah yang dipengaruhi oleh MAYA yang bersifat
Rajasikam penuh nafsu dan tamasikam yang bodoh tidak mengenal
pengetahuan yang suci..Ketika Satttikam hadir di rajasikam, maka itu
menjadi keoptimisan dan ambisi yg terkontrol, namun ktika tanpa kebaikan
kebijaksaan kebenaran (sattwika), maka itu hanya menuju tamasikam, maka rajasikam
akan dipngruhi oleh kegelapan(tamasik bodoh).
1.2.
Arti Moha
-–Moha—.. adalah sebuah kebingungan, kebingungan
terjadi karena pada tahap pengurangan ego ahamkar, terlalu banyak mengambil
pengetahuan berdasarkan kebenaran atau pembenaran.. Hal ini terjadi
kembali pada badan mental atau Mano Maya Kasa yang berisikan jnana buddhi yang
mulai mengenal wiweka namun belum mampu memisahkannya.. Dewa iya Bhuta
Iya..Memang rwa bhineda akan selalu ada sebagai isi bumi, namun jalan dharma
raksaka adalah seorang yang lengkap tunduk sebagai abdi dharma, dan telah
memahami bibit-bibit adharma di dalam diri..Saat itu IA menjadi kan dirinya
seorang bijak bajik dan tidak menyerah pada kuantitas dharma yg selalu lebih
sediikit di jaman kali yuga ini..Tetapi sebuah evolusi mental yg menggenapi
diri sebagai manusa yang tidak bingung karena kekuatan jnana atas panca
sraddha, bgitu pula mantap dalam bhakti kepada panca yadnya itu sendiri..
**Bhagawadgita Sloka 2.63**
Krodah bhavati sammohah, sammohat smrti-vibhramah,
smrti-bhramsad buddhi-naso, buddhi-nasat pranasyati..
Artinya : Dari Amarah timbullah khayalan yang
lengkap, dari khayalan memnyebabkan ingatan bingung. Bila ingatan bingung,
kecerdasan hilang, bila kecerdasan lenyap seeorang jatuh kembali ke dalam
lautan material..
Maka awal utamanya adalah kemarahan atas kendali
hawa nafsu, ketika marah merajalela maka moha atau kebingungan atas yang
SEHarusnya terjadi, membuat khyalan-khayalan itu membuat kecerdasan akan
menurun menyusut, Kecerdasan adalah bagian dari VIjanan maya Kosa atau ciitta
yang mencakup buddhi yang telah menenal wiweka kebaikan dan ketidak
baiikan..Kesadaran akan itu, maka buddhi memiliki dua pilihan.
Sattiwka ning buddhi Dharma Citta, akan membawa
kecerdasan itu sebagai guru yg memiliki idep yang mantap yang mengetahui
dharma, baik yang bijak atau bajik, baik yang siap sebagai maha guru atau pun
murid dari semesta..Yang tahu bahwa nanti ketika pengetahuan tentang kebebasan
diungkap, akan menyucikan lainnya..Dalam tapa semadi dan sadhana(diam)
Sattwika Rajasikam Citta Buddhi Dharma
Rakhsaka..Adalah saat pilihan kedua bagi mereka yang mengetahui Kebaikan
Kebenaran (Dharma), dan berjiwa sebagai pembela dharma, maka mereka adalah
bagian-bagian dari pasukan penyebar dharma..Apakah sebagai seorang jnana dharma
yang mampu menghilangkan adharma di diri serta membuat mereka (musuh) dharma
takluk. Mereka adalah kalangan nastika, yang menyepelekan dan merendahkan weda
serta keagungan dharma.. Mereka adalah diibaratkan sebagai padi tanpa isi..
Artinya mereka bodoh dan kurang cerdas akan pengetahuan agama baik agamanya
mereka sendiri, atau kebenaran kebaikan universal itu.
1.3.
Cara Menghindari Moha
Rasa bingung, putus asa, resah atau
takut merupakan reaksi bathin terhadap apa yang disebut oleh pikiran
sebagai bahaya hidup ataupun juga ketidakpastian. Sebuah perkawinan yang
membosankan, gangguan kesehatan yang kronis, pengangguran yang berkepanjangan,
masalah keuangan, dll. Ketika tampaknya keadaan buruk yang kita alami, tidak
akan pernah membaik. Akan tetapi kita harus sadar bahwa hidup ini memang
demikian adanya. Dalam kehidupan semua orang melewati bahagia dan sengsara,
pernah dipuji dan direndahkan, melewati sakit dan sehat, pernah sukses dan
gagal, dll. Karena demikianlah kehidupan.
Dalam ajaran dharma, munculnya perasaan gelisah, bingung, bosan, putus asa,
resah atau takut, itu tanda-tanda di dalam bathin kita masih ada banyak noda.
Noda manapun kita tidak punya pilihan lain selain dibersihkan. Dalam bahasa
kosmik, munculnya moha membawa pesan yang jelas bahwa kita telah jauh dari
realitas diri yang sejati. Karena jika semua tindakan kita lakukan dengan
bathin yang cukup bersih saja, maka benih-benih moha lenyap dengan sendirinya.
BAGAIMANA MENGATASI MOHA
1. Dayadvham dan Datta : Welas asih dan kebaikan.
Pada umumnya, dasar pertama penyebab moha adalah karena sikap mementingkan diri
sendiri, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita sangat kurang
memiliki sifat kerelaan diri, untuk kebahagiaan mahluk lain. Sehingga
mengembangkan sifat penuh welas asih dan kebaikan [tanpa syarat] adalah sarana
terbaik untuk melenyapkan moha.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan, sifat welas asih kita tidak boleh
berkurang sedikitpun. Sayangi, sayangi dan sayangi siapa saja dan apa saja.
Menyayangi orang yang baik sama kita, itu manusia biasa – tapi bisa menyayangi
orang yang jahat dan menyakiti kita, itu tanda-tanda bathin yang mulai
berevolusi menuju pembebasan. Penting sekali memupuk rasa kasih sayang dalam
hidup, karena dengan demikian bathin kita selalu lebih rela, terbuka dan lebih
jernih.
2. Manacika : Berpikir positif.
Pada umumnya, dasar kedua penyebab moha adalah karena sikap suka membandingkan
dan menilai segala sesuatu dengan untung-rugi. Sehingga apapun yang kita
lakukan dan apapun yang terjadi dalam hidup, jangan lupa untuk berpikir
positif. Terutama karena semua pemikiran dan perasaan kita berawal dari
pikiran. Misalnya :
- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan lihat perbuatannya, tapi
lihat dia sebagai orang baik yang sedang mengajarkan dan membuat kita menjadi
sabar dan bijaksana.
- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan merasa dirugikan, tapi
lihat dia sebagai orang baik yang sedang memberi kita kesempatan membayar
hutang karma.
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan keuangan, jangan lihat sengsara-nya,
tapi lihat hal itu sebagai kesempatan untuk belajar banyak menahan diri dan
mengendalikan diri, belajar rendah hati, menumbuhkan simpati kepada mereka yang
serba kekurangan dan belajar memahami makna kehidupan. Karena beban hidup yang
sangat berat bisa membimbing kita menuju pemahaman hidup yang terang, asalkan
kita sabar, nrimo dan tetap damai.
- Ketika kita sedang mengalami kegagalan, jangan lihat sebagai
ketidakmampuan, tapi lihat bahwa hidup sedang memberi kita pembelajaran agar
kita bisa menjadi lebih baik lagi.
- Dll.
Ketika kita terbiasa berpikir positif pada setiap kejadian, hidup kita akan
banyak diselamatkan dari kejadian-kejadian yang lebih buruk. Sekaligus bathin
kita akan menjadi bersih dengan sendirinya.
3. Santhosa : Belajar menerima hidup sebagaimana adanya dengan hati damai dan
tenang.
Hidup ini adalah karma yang berputar. Dalam putaran hukum karma, tidak ada
suatu akibat yang akan timbul tanpa adanya sebab yang nyata. Kita mendapatkan
yang baik karena karma masa lalu dan karma saat ini kita juga baik.
Dalam putaran karma, hidup ini adalah perubahan. Tapi terkadang kita sulit
untuk menerimanya, padahal perubahan tidak bisa dihindari. Lihatlah kehidupan,
setiap pertemuan dengan seseorang pasti akan berakhir dengan perpisahan, ketika
kita memiliki sesuatu cepat atau lambat kita akan berpisah dengannya, setiap
jabatan atau profesi suatu saat juga harus berakhir [paling tidak karena
pensiun], dll. Lihatlah manusia, semakin tua dia semakin lemah, jelek dan
keriput. Kita harus mampu menerima dengan damai setiap perubahan dalam hidup,
karena memang demikianlah kehidupan. Kita tidak bisa mengubahnya, yang bisa
kita ubah adalah sikap bathin kita sendiri.
Sukses atau gagal, bahagia atau sedih, bukanlah suatu hal yang akan menghentikan
roda kehidupan untuk berputar. Hadapi setiap permasalahan. Berhentilah
menghujat diri ketika kita gagal atau melakukan kesalahan. Terima segala
kekurangan diri kita dengan riang dan miliki terus kemauan untuk tetap belajar
dan berusaha dengan hati yang damai dan tenang.
4. Svadharma : Laksanakan tugas-tugas kehidupan [svadharma] kita.
Kerja adalah salah satu sarana yang baik untuk memahami sang diri dan
kehidupan. Sebab dengan bekerja kita “berkomunikasi” dengan diri kita sendiri
secara intens. Melarikan diri dari masalah, penolakan akan tugas-tugas
kehidupan kita saat ini akan menjauhkan bathin kita dari kebahagiaan dan
kedamaian. Hanya melaksanakan kerjalah yang bisa membebaskan kita, bukan
menolak untuk bekerja dan tenggelam dalam rasa frustasi.
Sederhanakan hidup kita. Jangan membuang waktu dan energi pada kegiatan remeh
yang tidak penting bagi kita. Apalagi sampai terjerumus kepada pergaulan
negatif dan perilaku negatif seperti mabuk-mabukan, dll. Karena hal itu
bukannya membebaskan kita, malah menjerumuskan dan menambah banyak masalah.
Jalani hidup dengan fokus menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi prioritas
utama kita di saat ini. Kerjalah dan laksanakan tugas kita dengan dengan
sebaik-baiknya, tapi apapun hasilnya terima dengan bathin damai.
5. Yoga : Banyak-banyak meditasi, sembahyang atau melukat.
Aktifitas dharma seperti meditasi, sembahyang dan melukat, adalah sebuah
kekuatan "penyembuhan bathin" bagi diri kita. Ini bisa menjadi
aktifitas pendukung yang efektif bagi kita guna melenyapkan moha.
1.4.
Penutup
Berikut merupakan Penjelasan dari Sad Ripu, arti
dari Moha, dan cara menghindari Moha. Semoga tugas ini dapat bermaanfaat bagi
bapak/ibu guru dan teman-teman sekalian.
Sekian dan
terimakasih
EmoticonEmoticon