Contoh Teks Fabel Pendek “SINGA YANG GAGAH PERKASA”

Contoh Teks Fabel  Pendek “SINGA YANG GAGAH PERKASA”
 “SINGA YANG GAGAH PERKASA”
            Dikisahkan disebuah hutan ada singa yang gagah dan perkasa karena dia sangat baik hati dan gagah berani, dia dijadikan raja di hutan tersebut. Sang singa sangat bangga karena ia menjadi raja di hutan tersebut. Sang singa saat baik dan tidak sombong kepada bintang lain walaupun dia menjadi raja di hutan tersebut. Dia selalu melindungi hewan yang lemah. Banyak binatang lain mengagumi sang singa tersebut.
            Suatu hari, di hutan tersebut ada macan yang sang sangat jahat. Dia sering melukai dan membunuh hewan yang ada di hutan tersebut padahal hewan tersebut tidak bersalah. Semua hewan yang ada di hutan itu  sangat takut kepada si macan tersebut. Kabar tersebut terdengar oleh sang singa. Sang singa menyuruh teman baiknya yaitu si kura-kura untuk menghampiri macan tersebut untuk tidak melukai hewan yang tidak bersalah dan tidak berbuat semena-mena kepada bintang yang ada di hutan ini. Sang singa berkata “ wahai temanku, tolonglah beritahu kepada macan yang jahat tersebut untuk tidak melukai hewan yang ada di hutan ini dan suruh dia meminta ampun kepada binatng yang pernah dia sakiti “. Si kura-kura pun menjawab “ baiklah raja aku kan melaksanakan perintah mu “. Setelah itu, si kura-kura pergi untukmencari macan yang jahat tersebut. Sesampainya dia bertemu macan tersebut, kemudian dia berkata kepada macan yang jahat itu “ macan, jika kau ingin tetap tinggal disini tolong jangan sakiti dan melukai hewan disini, dan kau harus meminta maaf kepada hewan yang pernah kau lukai “ dengan tertawa  si macan pun menjawab “ kau kura-kura diam saja kau ini hidupku bukan hidup mu jadi pergilah dari sini dan jangan ganggu aku lagi, aku akan tidak mau meminta maaf kepada seluruh hewan yang pernah aku lukai “. Setelah itu si kura-kura marah dan dia pun melawan macan tersebut. Setelah pertarungan tersebut akhirnya si kura-kura kalah kemudian dia mati dan di dimangsa oleh macan tersebut.
            Kabar si kura-kura yang mati dan dimangsa oleh macan setelah melawan macan, terdengar oleh sang singa. Sang singa sangat murka karena teman baiknya dibunuh oleh macan yang jahat. Kemudian sang singa pergi untuk mencari macan yang jahat untuk balas dendam karena teman baiknya telah di bunuh oleh si macan yang jahat. Setelah dia menemui macan, sang singa berkata pada macan tersebut “hai kau macan mengapa kau membunuh temanku si kura-kura?” macan pun menjawab “dia sendiri yang ingin melawan ku, kemudian aku lawan dia setelah itu dia mati, daripada mati menjadi bangkai yang tidak berguna langsung ku makan saja”. Sang singa murka, kemudian sang singa langsung melawan si macan yang jahat. Pertarungan mereka sangat sengit. Sang singa berhasil mencakar badan si macan hingga keluar darah dan si macan berhasil mencakar kaki sang singa hingga patah. Kemudian posisi sang singa terpojok , di belakang sang singa sudah ada jurang, sang singa tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian, si macan langsung berlari dan ingin mendorong sang singa tetapi untungnya sang singa dapat menghindari dorongan si macan. Sang singa langsung minggir akhirnya yang jatuh ke dalam jurang adalah si macan yang jahat. Setelah itu sang singa menyuruh binatang lain untuk turun kejurang untuk melihat si macan. Ternyata si macan sudah mati. Mayatnya si macan pun kemudian dikubur.

            Akhirnya seluruh hewan yang ada di hutan senang karena si macan yang jahat telah mati. Mereka mengadakan pesta yang sangat besar. Semua binatang yang ada di hutan sangat berterimakasih kepada raja mereka yaitu sang singa karena sudah berhasil membunuh macan yang jahat. Kehidupan di hutan tersebut pun mulai damai kembali.

Makalah Agama Hindu "Moha Dalam Sad Ripu"

Makalah Agama Hindu "Moha Dalam Sad Ripu"
MOHA DALAM
SAD RIPU
1.1. Sad Ripu
Sad ripu, adalah enam golongan atau sifati dari diri yang menjadi musuh utama dan selalu menjadi bagian kehidupan sampai itu menuju kematian itu sendiri..Hal ini sangat sekali berhubungan dengan bagaimana Maya dari IA Sang Penguasa tiga Alam, sattwika rajasika tamasika, menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan, kecuali menyadari Nya dan memilah mana yang akan menuju jalan kebijaksanaan dan kebahagiaan yang sejati.
Mengenali diri dan mengenal Sang Pencipta adalah jalan yang sungguh pun semakin menyadari bahwa musuh-musuh utama itu adalah sangat mengikat dan menjadi halangan dan rintangan untuk menapaki tahapan tangga untuk ke tujuan.Atma widya serta Brahma widya akan semakin mempurifikasi ahamkara menuju buddhi yang jnana dan menyatukan atman serta brahman..
Ketika atman sebagai ananda maya kosa yang suci atau antakarana sarira badan bahagia, maka terlingkupi IA sebagai suksma sarira badan halus yang terdiri dari Vijnana Maya Kosa badan kecerdasan (citta buddhi), Mano maya kosa badan mental sebagai buddhi manas ahamkar, Prana maya kosa badan etheris yang berhubungan dengan dunia luar tri guna serta ahamkara ego yg terjebak tri guna, yang terakhir adalah badan kasar stula sarira annamayakosa..
Sebagai bagian itu maka skemanya sbagai berikut- Panca Maya Kosa dan selubung Atman
(Brahman)Atman(Aikyam)–> Antakarana Sarira / Ananda maya kosa..
*Suksma Sarira*
Citta (Buddhi yg cerah), Intuisi,–> Vijnana Maya Kosa (badan intelek cerdas, memahami Wiweka secara benar baik.
Buddhi (awal) terpengaruhi tri guna + Ahamkara yg Sattwika-> Manomaya Kosa, Badan Mental,Akal pikiran mulai mengenal keterikatan diri atas Maya dunia…
Ahamkara Ego (rajasik tamasik->pengaruh acetana (ketidaksadaran) –> Prana Maya Kosa, Badan etheris bruhubungan langsung dengan kegiatan kekuatan hidup,..berhubungan dengan indera pada dunia
*Stula Sarira –>Annamaya Kosa ..terdiri dari Panca Buddhindriya Panca Karmendrya 5 indera pengenal dunia, serta indera melakukan kerja karma di dunia..
Dan ketika pemahaman itu sudah menjadi lebih dimengerti, maka kesadaran akan musuh diri yang terliputi Maya dunia dan menjadi energi yang menjauhkan diri yg “Sadar”.maka Sad ripu adalah bagaimana manusia kalah oleh pengendalian Diri akan keterikatan duniawi..Hanya pengetahuan SuciNYA yang membebaskan dari keterikatan itu untuk menuju pada AnAnda Maya Kosa badan yang berbahagia..
Sad Ripu adalah enam yang perlu disadari dan dikontrol sehingga mampu menjadi energi yang lebih baik.. Kama, Mada, Moha, Lobha, Matsarya, Krodha adalah yang dipengaruhi oleh MAYA yang bersifat Rajasikam penuh nafsu dan tamasikam yang bodoh tidak mengenal pengetahuan yang suci..Ketika Satttikam hadir di rajasikam, maka itu menjadi keoptimisan dan ambisi yg terkontrol, namun ktika tanpa kebaikan kebijaksaan kebenaran (sattwika), maka itu hanya menuju tamasikam, maka rajasikam akan dipngruhi oleh kegelapan(tamasik bodoh).
1.2. Arti Moha
-–Moha—.. adalah sebuah kebingungan, kebingungan terjadi karena pada tahap pengurangan ego ahamkar, terlalu banyak mengambil pengetahuan berdasarkan kebenaran atau pembenaran.. Hal ini  terjadi kembali pada badan mental atau Mano Maya Kasa yang berisikan jnana buddhi yang mulai mengenal wiweka namun belum mampu memisahkannya.. Dewa iya Bhuta Iya..Memang rwa bhineda akan selalu ada sebagai isi bumi, namun jalan dharma raksaka adalah seorang yang lengkap tunduk sebagai abdi dharma, dan telah memahami bibit-bibit adharma di dalam diri..Saat itu IA menjadi kan dirinya seorang bijak bajik dan tidak menyerah pada kuantitas dharma yg selalu lebih sediikit di jaman kali yuga ini..Tetapi sebuah evolusi mental yg menggenapi diri sebagai manusa yang tidak bingung karena kekuatan jnana atas panca sraddha, bgitu pula mantap dalam bhakti kepada panca yadnya itu sendiri..
**Bhagawadgita Sloka 2.63**
Krodah bhavati sammohah, sammohat smrti-vibhramah, smrti-bhramsad buddhi-naso, buddhi-nasat pranasyati..
Artinya : Dari Amarah timbullah khayalan yang lengkap, dari khayalan memnyebabkan ingatan bingung. Bila ingatan bingung, kecerdasan hilang, bila kecerdasan lenyap seeorang jatuh kembali ke dalam lautan material..
Maka awal utamanya adalah kemarahan atas kendali hawa nafsu, ketika marah merajalela maka moha atau kebingungan atas yang SEHarusnya terjadi, membuat khyalan-khayalan itu membuat kecerdasan akan menurun menyusut, Kecerdasan adalah bagian dari VIjanan maya Kosa atau ciitta yang mencakup buddhi yang telah menenal wiweka kebaikan dan ketidak baiikan..Kesadaran akan itu, maka buddhi memiliki dua pilihan.
Sattiwka ning buddhi Dharma Citta, akan membawa kecerdasan itu sebagai guru yg memiliki idep yang mantap yang mengetahui dharma, baik yang bijak atau bajik, baik yang siap sebagai maha guru atau pun murid dari semesta..Yang tahu bahwa nanti ketika pengetahuan tentang kebebasan diungkap, akan menyucikan lainnya..Dalam tapa semadi dan sadhana(diam)
Sattwika Rajasikam Citta Buddhi Dharma Rakhsaka..Adalah saat pilihan kedua bagi mereka yang mengetahui Kebaikan Kebenaran (Dharma), dan berjiwa sebagai pembela dharma, maka mereka adalah bagian-bagian dari pasukan penyebar dharma..Apakah sebagai seorang jnana dharma yang mampu menghilangkan adharma di diri serta membuat mereka (musuh) dharma takluk. Mereka adalah kalangan nastika, yang menyepelekan dan merendahkan weda serta keagungan dharma.. Mereka adalah diibaratkan sebagai padi tanpa isi.. Artinya mereka bodoh dan kurang cerdas akan pengetahuan agama baik agamanya mereka sendiri, atau kebenaran kebaikan universal itu.
1.3. Cara Menghindari Moha
Rasa bingung, putus asa, resah atau takut merupakan reaksi bathin terhadap apa yang disebut oleh pikiran sebagai bahaya hidup ataupun juga ketidakpastian. Sebuah perkawinan yang membosankan, gangguan kesehatan yang kronis, pengangguran yang berkepanjangan, masalah keuangan, dll. Ketika tampaknya keadaan buruk yang kita alami, tidak akan pernah membaik. Akan tetapi kita harus sadar bahwa hidup ini memang demikian adanya. Dalam kehidupan semua orang melewati bahagia dan sengsara, pernah dipuji dan direndahkan, melewati sakit dan sehat, pernah sukses dan gagal, dll. Karena demikianlah kehidupan.


Dalam ajaran dharma, munculnya perasaan gelisah, bingung, bosan, putus asa, resah atau takut, itu tanda-tanda di dalam bathin kita masih ada banyak noda. Noda manapun kita tidak punya pilihan lain selain dibersihkan. Dalam bahasa kosmik, munculnya moha membawa pesan yang jelas bahwa kita telah jauh dari realitas diri yang sejati. Karena jika semua tindakan kita lakukan dengan bathin yang cukup bersih saja, maka benih-benih moha lenyap dengan sendirinya.

BAGAIMANA MENGATASI MOHA

1. Dayadvham dan Datta : Welas asih dan kebaikan.

Pada umumnya, dasar pertama penyebab moha adalah karena sikap mementingkan diri sendiri, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita sangat kurang memiliki sifat kerelaan diri, untuk kebahagiaan mahluk lain. Sehingga mengembangkan sifat penuh welas asih dan kebaikan [tanpa syarat] adalah sarana terbaik untuk melenyapkan moha.


Apapun yang terjadi dalam kehidupan, sifat welas asih kita tidak boleh berkurang sedikitpun. Sayangi, sayangi dan sayangi siapa saja dan apa saja. Menyayangi orang yang baik sama kita, itu manusia biasa – tapi bisa menyayangi orang yang jahat dan menyakiti kita, itu tanda-tanda bathin yang mulai berevolusi menuju pembebasan. Penting sekali memupuk rasa kasih sayang dalam hidup, karena dengan demikian bathin kita selalu lebih rela, terbuka dan lebih jernih.

2. Manacika : Berpikir positif.

Pada umumnya, dasar kedua penyebab moha adalah karena sikap suka membandingkan dan menilai segala sesuatu dengan untung-rugi. Sehingga apapun yang kita lakukan dan apapun yang terjadi dalam hidup, jangan lupa untuk berpikir positif. Terutama karena semua pemikiran dan perasaan kita berawal dari pikiran. Misalnya :

- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan lihat perbuatannya, tapi lihat dia sebagai orang baik yang sedang mengajarkan dan membuat kita menjadi sabar dan bijaksana.
- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan merasa dirugikan, tapi lihat dia sebagai orang baik yang sedang memberi kita kesempatan membayar hutang karma.
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan keuangan, jangan lihat sengsara-nya, tapi lihat hal itu sebagai kesempatan untuk belajar banyak menahan diri dan mengendalikan diri, belajar rendah hati, menumbuhkan simpati kepada mereka yang serba kekurangan dan belajar memahami makna kehidupan. Karena beban hidup yang sangat berat bisa membimbing kita menuju pemahaman hidup yang terang, asalkan kita sabar, nrimo dan tetap damai.
 - Ketika kita sedang mengalami kegagalan, jangan lihat sebagai ketidakmampuan, tapi lihat bahwa hidup sedang memberi kita pembelajaran agar kita bisa menjadi lebih baik lagi.
- Dll.

Ketika kita terbiasa berpikir positif pada setiap kejadian, hidup kita akan banyak diselamatkan dari kejadian-kejadian yang lebih buruk. Sekaligus bathin kita akan menjadi bersih dengan sendirinya.

3. Santhosa : Belajar menerima hidup sebagaimana adanya dengan hati damai dan tenang.

Hidup ini adalah karma yang berputar. Dalam putaran hukum karma, tidak ada suatu akibat yang akan timbul tanpa adanya sebab yang nyata. Kita mendapatkan yang baik karena karma masa lalu dan karma saat ini kita juga baik.

Dalam putaran karma, hidup ini adalah perubahan. Tapi terkadang kita sulit untuk menerimanya, padahal perubahan tidak bisa dihindari. Lihatlah kehidupan, setiap pertemuan dengan seseorang pasti akan berakhir dengan perpisahan, ketika kita memiliki sesuatu cepat atau lambat kita akan berpisah dengannya, setiap jabatan atau profesi suatu saat juga harus berakhir [paling tidak karena pensiun], dll. Lihatlah manusia, semakin tua dia semakin lemah, jelek dan keriput. Kita harus mampu menerima dengan damai setiap perubahan dalam hidup, karena memang demikianlah kehidupan. Kita tidak bisa mengubahnya, yang bisa kita ubah adalah sikap bathin kita sendiri.

Sukses atau gagal, bahagia atau sedih, bukanlah suatu hal yang akan menghentikan roda kehidupan untuk berputar. Hadapi setiap permasalahan. Berhentilah menghujat diri ketika kita gagal atau melakukan kesalahan. Terima segala kekurangan diri kita dengan riang dan miliki terus kemauan untuk tetap belajar dan berusaha dengan hati yang damai dan tenang.

4. Svadharma : Laksanakan tugas-tugas kehidupan [svadharma] kita.

Kerja adalah salah satu sarana yang baik untuk memahami sang diri dan kehidupan. Sebab dengan bekerja kita “berkomunikasi” dengan diri kita sendiri secara intens. Melarikan diri dari masalah, penolakan akan tugas-tugas kehidupan kita saat ini akan menjauhkan bathin kita dari kebahagiaan dan kedamaian. Hanya melaksanakan kerjalah yang bisa membebaskan kita, bukan menolak untuk bekerja dan tenggelam dalam rasa frustasi.

Sederhanakan hidup kita. Jangan membuang waktu dan energi pada kegiatan remeh yang tidak penting bagi kita. Apalagi sampai terjerumus kepada pergaulan negatif dan perilaku negatif seperti mabuk-mabukan, dll. Karena hal itu bukannya membebaskan kita, malah menjerumuskan dan menambah banyak masalah. Jalani hidup dengan fokus menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi prioritas utama kita di saat ini. Kerjalah dan laksanakan tugas kita dengan dengan sebaik-baiknya, tapi apapun hasilnya terima dengan bathin damai.

5. Yoga : Banyak-banyak meditasi, sembahyang atau melukat.

Aktifitas dharma seperti meditasi, sembahyang dan melukat, adalah sebuah kekuatan "penyembuhan bathin" bagi diri kita. Ini bisa menjadi aktifitas pendukung yang efektif bagi kita guna melenyapkan moha.

1.4. Penutup
Berikut merupakan Penjelasan dari Sad Ripu, arti dari Moha, dan cara menghindari Moha. Semoga tugas ini dapat bermaanfaat bagi bapak/ibu guru dan teman-teman sekalian.

Sekian dan
terimakasih

Makna Pokok-pokok Pikiran UUD 1945

Makna Pokok-pokok Pikiran UUD 1945

1.    Pokok pikiran pertama:
                Negara begitu bunyinya ‘melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ dalam pengertian ini diterima pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi negaa mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara menurut pengertian ini menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia, seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran ‘persatuan’ dengan pengertian yang lazim, negara, penyelenggara negara dan setiap warganegara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun perseorangan.

2.    Pokok pikiran kedua:
                negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, ini merupakan pokok pikiran ‘keadilan sosial’ yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

3.    Pokok pikiran ketiga,
                Yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu sistem negara yang termasuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan kedaulatan rakat dan berdasar asas pemusyawaratan perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, pokok pikiran ‘kedaulatan rakyat’ yang menyatakan kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Namun hasil amandemen UUD 1945 yang tercantum dalam Pasal 6A ‘Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat’. Hal ini membuktikan bahwa ada perubahan kedaulatan rakyat yang tadinya dilakukan sepenuhnya oleh MPR, khusus untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dilakukan sendiri oleh seluruh rakyat Indonesia.

4.    Pokok pikiran keempat

                Yang terkandung dalam “Pembukaan “ negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusia yang adil dan beradab. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar harus mengandung isi mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara yang lain untuk memlihara budi pekerti kemanusia yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, ini membuktikan bahwa pokok pikiran ini merupakan dasar falsafat negara Pancasila.

Contoh Teks Drama Bahasa Bali Terbaru "Belog Dadi Dueg"

Contoh Teks Drama Bahasa Bali Terbaru "Belog Dadi Dueg"
BELOG DADI DUEG

            Ketuturan satua ring SMP Negri Bali wenten sisya sane mawasta I MADE SEMPOL,I Ketut Pujir, I Tama, Putu Cobek. Made Sempol lan PutuCobek bikas ne males melajah,kereng ngendahin timpal. Nanging bikas ne Ketut Pujir lan I Tama melenan teken bikas ne Made Sempol lan Putu Cobek. Kacrita I Made Sempol lan I Putu Cobek ngendahin I Ketut Pujir lan I Tama.

Sempol            : “wwoooyy anak cupu…!!”
Tama               : “engken pol ?, dadi kok biasang ngomong”
Pujir                 : “dadi sing keto ajak timpal”
Cobek              : “jir de sok dadi pahlawan..!, tancebang bakat..!”
Pujir                 : “tiang ten wenten pelih ajak Putu Cobek, yening tiang wenten pelih tiang nunas                               ampura. Tiang lakar melajah malu ajak I Tama biin mani wenten ulangan.”
Sempol            : “Ulangan ape nee? Mani bang tiang nyontek nah, yen sing bang kel sontok                                       gidatne”
Tama               : “tiang sing ngidang maang sempol nyontek, yening sempol lan cobek nyak                                       melajah bareng teke minjep sik umah ne Ketut Pujir,”
Sempol            : “Seken ne, minjep tiang teken Cobek keme sik umah ne Pujir”
Tama lan Pujir: “oookk”
            I Tama lan timpal-timpal ne makejang masuk ke kelas. Sesampun bel skolahe mamunyi I Tama lan timpal-timpalne mulih bareng-bareng. Di jalan I Tama lan timpal-timpalne nepukin bapak guru sane mawasta Bapak Susila.
Pujir                 : kel kija pak, adi nengil dijalan?
Bapak Susila   : bapak nu wenten gae niki ketut pujir,ingetang benmani wenten ualngan bahasa                               bali
Tama lan timpal timpal : oookkk pak

            Cobek lan Sempol melajah bareng di jumah ne Ketut Pujir. I sempol sareng timpal-timpal ne melajah bahasa bali.
Sempol            : buin mani ape gen pesu ulangan ne,ajin tiang nah..?
Tama               : nah..,buin mania ne ngenah tentang nulis aksara bali
Sempol            : aduhhh…,jeg pelajaran ane keweh- keweh pesu
Pujir                 : mai sempolll ajinnen je nulis aksara bali
Cobek              : jirr ajinnen tiyang masih…..
Pujir                 : nahhh
            Sesuud ne I Sempol ajak timpal-timpal ne melajah kelompok, lantas iye mulih kejumah ne. Buin mani ne, I sempol matemu ajak Pujir lan timpal-timpal ne,lantas bel sekolah mamunyi I Sempol ajak pujir lan timpal-timpal ne langsung masuk kelas.
Bapak Susila   : murid-murid jani ulangan bahasa bali,murid-murid sampun melajah?
Makejang Sisya: sampun pak guru………
            Sesampun ne suud ulangan murid-murid’e baange istirahat teken Bapak Susila. Sesampun ne bel sekolah mamunyi murid-muride masuk ningehang pengumuman nilai ulangan bahasa bali
Bapak Susila   : murid niki hasil ulangan bahasa bali, Pujir tulungin bapak ngebagiang hasil                                      ulangan bahasa bali
Pujir                 : nah.. pak guru
            Sesampun ne suud ngbagiang ulangan mekejang murid-muride demen nolih hasil ulangan ne sawireh mekejang maan diatas KKM. Lantas ento Pujir,Tama,Sempol,Cobek saling metakon nilai, Pujir,Tama,Sempol,Cobek maan niali 100
Pujir                 : Sempol, kude nilai Sempol’e?
Sempol            :100, nilai Pujir’e kude?
Pujir                 : patuh masih 100
Tama               : wihhhh, dueg ajan Pujir ajak Sempol, Cobek, kude nilai Cobek’e?
Cobek              : 100, Nilai Tama’e kude
Tama               : patuh masih 100
Sempol            : wihhh sing rugi rage kerja kelompok, nilai rage’e maan 100
Cobek              : ae puk sing rugi rage kerja kelompok
 Pujir lan Tama: (makedek ningehen munyin ne Sempol ajak Cobek)


PUPUT

MAKNA GALUNGAN DAN KUNINGAN

Menurut lontar Purana Bali Dwipa disebutkan :
"Punang aci galungan ika ngawit bu, ka, dungulan sasih kacatur tanggal 25, isaka 804, bangun indra bhuwana ikang bali rajya".

artinya :
"Perayaan hari raya suci Galungan pertama adalah pada hari Rabu Kliwon, wuku Dungulan sasih kapat tanggal 15 (purnama) tahun 804 saka, keadaan pulau Bali bagaikan lndra Loka".
Mulai tahun saka inilah hari raya Galungan terus dilaksanakan, kemudian tiba-tiba Galungan berhenti dirayakan entah dasar apa pertimbangannya, itu terjadi pada tahun 1103 saka saat Raja
Sri Eka Jaya memegang tampuk pemerintahan sampai dengan pemerintahan Raja Sri Dhanadi tahun 1126 saka Galungan tidak dirayakan. Dan akhirnya Galungan baru dirayakan kembali pada saat Raja Sri Jaya Kasunu memerintah, merasa heran kenapa raja dan para pejabat yang memerintah sebelumnya selalu berumur pendek. Untuk mengetahui sebabnya beliau bersemedi dan mendapatkan pawisik dari Dewi Durgha menjelaskan pada raja, leluhumya selalu berumur pendek karena tidak merayakan Galungan, oleh karena itu Dewi Durgha meminta kembali agar Galungan dirayakan kembali sesuai dengan tradisi yang berlaku dan memasang penjor.

Rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan
Persiapan perayan hari raya Galungan dimulai sejak Tumpek Wariga disebut juga Tumpek Bubuh, pada hari ini umat memohon kehadapan Sanghyang Sangkara, Dewanya tumbuh tumbuhan agar Beliau menganugrahkan supaya hasil pertanian meningkat. Setelah itu wrespati Sungsang adalah hari Sugihan Jawa merupakan pensucian bhuwana agung dilaksanakan dengan menghaturkan pesucian mererebu di Merajan, pekarangan, rumah serta menyucikan alat-alat untuk hari raya Galungan. Besoknya Sukra Kliwon Sungsang disebut hari Sugihan Bali, pada hari ini kita melaksanakan penyucian bhuwana alit, mengheningkan pikiran agar hening, heneng dan metirta gocara. Selanjutnya Redite Paing Dungulan disebut penyekeban.
Pada hari ini adalah hari turunnya Sang Kala Tiga Wisesa, maka pada hari ini para wiku dan widnyana meningkatkan pengendalian diri (anyekung adnyana). Besoknya Soma Pon Dungulan disebut penyajaan pada hari ini tetap menguji keteguhan sebagai bukti kesungguhan melakukan peningkatan kesucian diri seperti yoga semadi. Selanjutnya Anggara Wage Dungulan disebut penampahan melakukan bhuta yadnya ring catur pate atau lebuh di halaman rumah, agar tidak diganggu Sang Kala Tiga Wisesa. Besoknya Buda Kliwon Dungulan disebut Hari Raya Galungan umat Hindu melakukan pemujaan kepada Tuhan dengan segala manifestasi-Nya. Wrespati Umanis Dungulan disebut Manis Galungan, umat saling kunjung-mengunjungi dan maaf-memaafkan. Selanjutnya Saniscara Pon Dungulan disebut pemaridan guru pada hari ini umat melaksanakan tirta gocara, Redite Wage Kuningan disebut ulihan kembalinya Dewa dan Pitara kekahyangan.
Selanjutnya Soma Kliwon Kuningan disebut Pemacekan Agung Dewa beserta pengiringnya kembali dan sampai ketempat masing-masing. Sukra Wage Kuningan disebut Penampahan Kuningan adalah persiapan untuk menyambut hari Raya Kuningan. Besoknya Saniscara Kliwon Kuningan hari Raya Kuningan, pada hari ini umat Hindu memuja Tuhan dengan segala manifestasinya. Upacara menghaturkan saji hendaknya.dilaksanakan jangan sampai lewat tengah hari, mengapa ? Karena pada tengah hari para Dewata diceritakan kembali ke swarga. Kemudian yang paling akhir dari rangkaian hari raya Galungan yaitu Buda Kliwon Pahang disebut pegat uwakan akhir dari pada melakukan peberatan Galungan sebagai pewarah Dewi Durga kepada Sri Jaya Kasunu ditandai dengan mencabut penjor kemudian dibakar, abunya dimasukkan kedalam bungkak gading ditanam di pekarangan.

Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan
Dharma dan Adharma Pada hari raya suci Galungan dan Kuningan umat Hindu secara ritual dan spiritual melaksanakannya dengan suasana hati yang damai. Pada hakekatnya hari raya suci Galungan dan Kuningan yang telah mengumandang di masyarakat adalah kemenangan dharma melawan adharma. Artinya dalam konteks tersebut kita hendaknya mampu instrospeksi diri siapa sesungguhnya jati diri kita, manusia yang dikatakan dewa ya, manusa ya, bhuta ya itu akan selalu ada dalam dirinya. Bagaimana cara menemukan hakekat dirinya yang sejati?, "matutur ikang atma ri jatinya" (Sanghyang Atma sadar akan jati dirinya).
Hal ini hendaknya melalui proses pendakian spiritual menuju kesadaran yang sejati, seperti halnya hari Raya Galungan dan Kuningan dari hari pra hari H, hari H dan pasca hari H manusia bertahan dan tetap teguh dengan kesucian hati digoda oleh Sang Kala Tiga Wisesa, musuh dalam dirinya, di dalam upaya menegakkan dharma didalam dirinya maupun diluar dirinya. Sifat-sifat adharma (bhuta) didalam dirinya dan diluar dirinya disomya agar menjadi dharma (Dewa), sehingga dunia ini menjadi seimbang (jagadhita). Dharma dan adharma, itu dua kenyataan yang berbeda (rwa bhineda) yang selalu ada didunia, tapi hendaknyalah itu diseimbangkan sehingga evolusi didunia bisa berjalan.
Kemenangan dharma atas adharma yang telah dirayakan setiap Galungan dan Kuningan hendaknyalah diserap dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dharma tidaklah hanya diwacanakan tapi dilaksanakan, dalam kitab Sarasamuccaya (Sloka 43) disebutkan keutamaan dharma bagi orang yang melaksanakannya yaitu :
"Kuneng sang hyang dharma, mahas midering sahana, ndatan umaku sira, tan hanenakunira, tan sapa juga si lawanikang naha-nahan, tatan pahi lawan anak ning stri lanji, ikang tankinawruhan bapanya, rupaning tan hana umaku yanak, tan hana inakunya bapa, ri wetnyan durlaba ikang wenang mulahakena dharma kalinganika".

Artinya:
Adapun dharma itu, menyelusup dan mengelilingi seluruh yang ada, tidak ada yang mengakui, pun tidak ada yang diakuinya, serta tidak ada yang menegur atau terikat dengan sesuatu apapun, tidak ada bedanya dengan anak seorang perempuan tuna susila, yang tidak dikenal siapa bapaknya, rupa-rupanya tidak ada yang mengakui anak akan dia, pun tidak ada yang diakui bapa olehnya, perumpamaan ini diambil sebab sesungguhnya sangat sukar untuk dapat mengetahui dan melaksanakan dharma itu.
Di samping itu pula dharma sangatlah utama dan rahasia, hendaknyalah ia dicari dengan ketulusan hati secara terus-menerus. Sarasamuccaya (sloka 564) menyebutkan :
"Lawan ta waneh, atyanta ring gahana keta sanghyang dharma ngaranira, paramasuksma, tan pahi lawan tapakning iwak ring wwai, ndan pinet juga sire de sang pandita, kelan upasama pagwan kotsahan".
Artinya:
Lagi pula terlampau amat mulia dharma itu, amat rahasia pula, tidak bedanya dengan jejak ikan didalam air, namun dituntut juga oleh sang pandita dengan ketenangan, kesabaran, keteguhan hati terus diusahakan.
Demikianlah keutamaan dharma hendaknyalah diketahui, dipahami kemudian dilaksanakan sehingga menemukan siapa sesungguhnya jati diri kita. (WHD No. 436 Juni 2003).


Macam - Macam Galungan
A. Galungan
Di dalam lontar Sundarigama menyebutkan pada Buda Kliwon wuku Dungulan disebut hari raya Galungan.
B. Galungan Nadi
Apabila Galungan jatuh pada bulan Purnama disebut Galungan Nadi, umat Hindu melaksanakan tingkatan upacara yang lebih utama. Berdasarkan Lontar Purana Bali Dwipa bahwa Galungan jatuh pada sasih kapat (kartika) tanggal 15 (purnama) tahun 804 saka Bali bagaikan lndra Loka ini menandakan betapa meriahnya dan sucinya hari raya itu.
C. Galungan Naramangsa.
Dalam Lontar Sanghyang Aji Swamandala mengenai Galungan Naramangsa disebutkan apabila Galungan jatuh pada Tilem Kapitu dan sasih Kasanga rah 9, tengek 9, tidak dibenarkan merayakan hari raya Galungan dan menghaturkan sesajen berisi tumpeng seyogyanya umat mengadakan caru berisi nasi cacahan dicampur ubi keladi, bila melanggar akan diserbu oleh Balagadabah.


sumber :
Parisada Hindu Dharma Indonesia

Contoh Report Text Pulau Bali

Contoh Report Text Pulau Bali
“BALI ISLAND”

This is the most famous island in Indonesia . Awesome place that holds spectacular combination of natural beauty and cultural landscape that is so alluring .Beauty in harmony with the people warm and friendly .Here the culture continue to be preserved from generation to generation . Bali has the best resort in the world combined with charming beaches and lively nightlife . Bali is known as the island of gods , thousand temples island , or an island paradise . Outstanding natural beauty , like a volcano that looks close and big , endless green paddy fields which give a sense of peace and tranquility , as well as the grains of sand and the beauty of the sea is amazing . In Bali you will find works of art and cultural grandeur . . Bali also has a dramatic dances and diverse customary ceremonies , arts and crafts beautiful and quality . Many interesting things this exotic island has to offer , ranging from spiritual life to the culinary and extraordinary experience , from surfing , diving to jungle trekking challenging your courage .  You will find beautiful temple built with amazing wherever you set foot on the island 's magical magnet . 
Description: E:\images.jpgBali is the most  island in Indonesia even in the world, much travelers interest to come in bali, because Bali have much culture, other than that Bali have good people, bali people is the form people who embrace them culture, which inherited from them ancestors, bali people usually work in the tourism sector , the agricultural sector, fishery sector. Other than Bali have much culture, bali also have a friendly people to travelers, because of this much travelers interest come to Bali. Bali is the small island so that Bali have sparsely populated, eventhough Bali is the small island but Bali is the wealthy island from culture.                                                    Balinese People
         


Description: http://i1.wp.com/www.pusakaindonesia.org/wp-content/uploads/2013/10/ngaben.jpgBali is famous not because of its natural beauty, but also because of its unique culture. Balinese culture based on the majority religion in bali. The religious orders are implemented by the people and by incorporating the elements of art and culture, so that unity is become the unique attraction in bali. The example is ngaben, ngaben is a cremation ceremony in Bali. Ogoh-ogoh is the one of famous culture in Bali. The ogoh-ogoh parade is usually held the day before the nyepi holiday. And many more culture in Bali.
Text Box: Bali Culture
 

In Bali there are many tourist attractions. Tourist attractions in Bali is very numerous and diverse. This is what makes attractions of Bali also famous in abroad. Bali tourist attractions there are many, but there are a few sights you should visit if you come to Bali. One of the tourist places that yo u must visit when you come to Bali's Tanah Lot. Tanah Lot is located in the western area of Tabanan Regency, Bali. This very unique attractions since there there is a temple situated in the middle of the ocean. At Tanah Lot you can also watch the very beautiful sunset. In addition to Tanah Lot, tourist places you should visit is one of the famous beaches in Bali, even in foreign countries, let alone in addition to Kuta Beach. Kuta Beach is located in the southern area of Badung Regency of Bali. Kuta Beach has waves which is great for berselacar. In Kuta Beach there are many shopping venues, restaurants, and others. In Kuta Beach you can also view the beautifull sunset. Kuta Beach never gets the award for the world's terindahan Beach by one of the famous magazine. In addition, the sights you visit Uluwatu Temple is mandatory. Uluwatu Temple located in Badung Regency. At Uluwatu you can see the wonderful sea of the Indian Ocean. In Uluwatu temple there are also performances of Kecak dance which is already well known in foreign countries. There you can also see the beautiful sunset. That's the mandatory tourist attractions you visit if you come to Bali. In addition the existing tourist spots in Bali, Sukawati, Ubud, is the Beach of Legian, Seminyak Beach, the beach of Pandavas, Nusa Dua Beach, Lovina Beach, Jatiluwih, Mountain Lake Bratan, Batur, and others.
Description: https://c2.staticflickr.com/4/3421/3355446859_1bee294315_b.jpgIn general, the people of Bali majority livelihood of farming, on the plains where rainfall is quite good, in the field of exerting mainly cattle andpigs as an important business in rural communities in Bali, whereas inland fisheries and sea, which is an livelihood sideline, in the field of handicrafts includes craft manufacture woven objects, sculptures, carvings, coffee factories, fabrics, cigarette factory, and others. Efforts in this field to provide jobs to the community. And in general, people who come from Gianyar Bali engaged in crafts and art for the talents oflocal communities in can be hereditary. Many tourists who visit Bali then arises hotel business, travel, handicraft shops, and so forth.